Beranda | Artikel
Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No: 90 (PENGHALANG TERKABULNYA DOA Bag-3 (habis))
Senin, 17 Oktober 2022

Telah berlalu pembahasan tentang beberapa faktor penghalang terkabulnya doa. Berikut kelanjutannya:

Kelima: Tidak menjalankan perintah agama

Di antara penghalang terkabulnya doa adalah: meninggalkan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

[arabic-font]”وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ، أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُوْنَهُ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَكُمْ”.[/arabic-font]

“Demi Dzat yang jiwaku di Tangan-Nya, hendaknya kalian benar-benar melakukan amar ma’ruf nahi munkar, atau Allah akan menimpakan kepada kalian siksa dari-Nya kemudian kalian berdoa, tetapi doa kalian tidak dikabulkan”. HR. Ahmad dari Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallahu ‘anhu dan dinilai hasan oleh at-Tirmidzy juga al-Albany.

Saat seorang hamba tidak menjalankan perintah Allah ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam sejatinya ia telah menjauhkan dirinya dari Sang Maha kuasa, bahkan memutuskan hubungan dengan-Nya. Tipe hamba seperti ini sangat layak untuk tidak didengar doanya, apalagi dikabulkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan,

[arabic-font]”تَعَرَّفْ إِلَيْهِ فِي الرَّخَاءِ، يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ”.[/arabic-font]

“Ingatlah Allah saat dalam kondisi lapang, niscaya Allah akan mengingatmu saat kondisi susah”. HR. Ahmad dari Ibn Abbas radhiyallahu‘anhuma dan dinyatakan sahih oleh al-Albany.

Maksudnya dalam kondisi senang, dekatlah dirimu kepada Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, hingga Dia mengenalimu. Maka saat engkau dalam keadaan sulit dan susah, niscaya Dia akan mengingatmu dan mengabulkan permohonanmu.

Keenam: Tidak ikhlas dalam berdoa

Keikhlasan merupakan poros semua amalan dan ibadah, termasuk dalam berdoa. Doa orang yang ikhlas, akan lebih didengar dan diperhatikan oleh Allah. Allah ta’ala berfirman,

[arabic-font]”فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ”.[/arabic-font]

Artinya: “Berdoalah kepada Allah dengan meingkhlaskan ketaatan kepada-Nya, walaupun orang-orang kafir membenci hal itu.” QS. Ghafir (40): 14.

Abdurrahman bin Yazid menuturkan, “Ar-Rabî’ datang kepada ‘Alqamah pada hari jumat dan jika saya tidak ada dia akan memberikan kabar kepada saya. Lalu ‘Alqamah bertemu dengan saya dan berkata, “Bagaimana pendapatmu tentang apa yang disampaikan oleh ar-Rabî’?’ Dia menjawab, “Berapa banyak orang yang berdoa tetapi tidak dikabulkan? Karena Allah tidak menerima kecuali doa yang ikhlas”. Saya berkata, “Bukankah itu telah dikatakannya?”. Dia berkata, “Abdullah mengatakan bahwa Allah tidak mendengar doa seseorang yang berdoa karena sum’ah, riya’, dan main-main. Tetapi Allah menerima doa orang yang berdoa dengan ikhlas dari lubuk hatinya”. HR. Bukhari.

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 8 Rabi’ul Akhir 1437 / 18 Januari 2015


Artikel asli: https://tunasilmu.com/silsilah-fiqih-doa-dan-dzikir-no-90-penghalang-terkabulnya-doa-bag-3-habis/